Senin, 14 Februari 2011

Sebuah Kisah dari Tengah Padang Pasir

aku berada pada hamparan gurun pasir yang maha luas
tak ada air,tak ada pepohonan
yang tampak jelas oleh mata
hanyalah butir-butir pasir yang beratus-ratus
beribu-ribu,berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar
panasnya sinar matahari membakar seluruh kulitku
aku hitam,hitam legam bagaikan arang
aku memutar pandanganku
semua sudut pun sama
semua terisi dengan butir-butir pasir
yang membentuk lautan pasir yang tiada ujung
kutengadahkan kepalaku
matahari tepat berada di atas kepalaku
aku pun kembali menunduk
aku tak tahu arah lagi
utara,selatan,aku pun tak tahu
aku hanya bisa menggigit bibirku
aku putus asa
keputus-asa-anku memuncak ketika aku
merasa kelaparan dan kehausan
sedang bekalku sudah habis berjam-jam lalu
kucoba untuk menahan rasa lapar dan dahagaku
aku mencoba untuk melangkah maju
aku tahu perjalananku masih panjang dan jauh
kucoba untuk tidak menyerah pada keadaan
setapak demi setapak kulangkahkan kakiku
tapi beberapa detik kemudian aku ambruk
aku tak sanggup lagi untuk berdiri
aku terlalu letih,lapar dan haus
aku tak berdaya, aku putus asa
kurasakan betapa panasnya butir-butir pasir
dari ujung rambutku hingga ujung kakiku
kurasakan tubuhku dekil, lemas dan kurus kering
aku ingin istirahat sebentar dan kupejamkan mataku
bumi yang tadinya terang benderang menjadi gelap
dan duniaku pun benar-benar menjadi gelap gulita
ketika sang maut datang menjemputku
dan sampai kapanpun aku tak kan bisa membuka kedua mataku lagi

0 komentar:

Posting Komentar

 
ALIEFAH MEI'S WORLD. Template Design By: SkinCorner